1. Kucing yang bersinar dalam gelap
Pada tahun 2007, ilmuwan Korea Selatan mengubah DNA seekor kucing untuk membuat kucing tersebut bersinar di dalam gelap dan kemudian mereka mengambil DNA tersebut dan menggunakannya untuk meng-clonekucing-kucing lain—menciptakan sekelompok kucing yang berbulu halus, yang bersinar dalam gelap. Beginilah cara mereka melakukannya: Para peneliti mengambil sel-sel kulit dari beberapa ekor kucing Angora Turki berjenis kelamin betina dan menggunakan sebuah virus untuk memasukkan instruksi-instruksi genetik untuk menciptakan protein yang bisa menimbulkan cahaya yang berwarna merah. Kemudian mereka meletakkan nuclei yang gen-nya sudah diubah tersebut ke dalam sel telur untuk melakukan cloning, dan embrio-embrio yang sudah di-clone tersebut diimplantasikan kembali pada kucing-kucing donor tersebut—sehingga membuat kucing-kucing tersebut menjadi ibu pengganti bagi clones mereka sendiri.
Apa gunanya menciptakan hewan peliharaan yang bisa bersinar dalam gelap? Para ilmuwan mengatakan kemampuan merekayasa hewan dengan protein-protein yang bisa bersinar (fluorescent) akan membuat mereka mampu untuk secara artifisial menciptakan hewan-hewan dengan penyakit-penyakit genetik manusia.
2. Kol beracun
Para ilmuwan baru-baru ini telah mengambil gen yang bertugas memprogram racun pada ekor kalajengking dan mencari cara untuk menggabungkannya dengan kol. Mengapa mereka mau menciptakan kol beracun? Untuk mengurangi penggunaan pestisida sekaligus mencegah ulat merusak tanaman kol. Kol yang dimodifikasi secara genetik ini akan memproduksi racun kalajengking yang bisa membunuh ulat ketika ulat-ulat tersebut menggigit daunnya—namun racun tersebut telah dimodifikasi sehingga tidak membahayakan manusia.
3. Kambing pembuat jaring laba-laba
Serat laba-laba yang kuat dan fleksibel adalah salah satu material yang paling berharga di alam, dan bisa digunakan untuk menciptakan serangkaian produk—mulai dari ligamen buatan hingga tali parasut (parachute cords)—jika saja kita bisa memproduksinya dalam skala komersial. Pada tahun 2000, Nexia Biotechnologies mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan jawabannya: seekor kambing yang bisa memproduksi jaring laba-laba dalam susunya.
Para peneliti memasukkan gen sutera pembuat jaring dari seekor laba-laba ke dalam DNA kambing tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga kambing tersebut akan memproduksi protein sutera tersebut hanya di dalam susu mereka. “Susu sutera” ini kemudian bisa digunakan untuk membuat material seperti jaring yang disebut Biosteel.
4. Ikan salmon yang cepat besar
Ikan salmon milik AquaBounty yang dimodifikasi secara genetik tumbuh dua kali lipat lebih cepat dibandingkan ikan salmon varietas konvensional—foto ini menunjukkan dua ekor ikan salmon yang berusia sama, yang di sebelah belakang telah diubah secara genetik. Perusahaan tersebut mengatakan ikan tersebut mempunyai rasa, warna, dan bau yang sama, dengan ikan salmon biasa; akan tetapi, perdebatan masih berlanjut tentang apakah ikan tersebut aman dimakan.
Ikan salmon Atlantik yang direkayasa secara genetik mempunyai hormon pertumbuhan tambahan yang berasal dari ikan salmon Chinook sehingga memungkinkan ikan tersebut memproduksi hormon pertumbuhan sepanjang tahun. Para ilmuwan mampu membuat hormon tersebut tetap aktif dengan cara menggunakan sebuah gen yang berasal dari seekor ikan yang menyerupai belut yang dinamakan ocean.
5. Pohon-pohon yang dimodifikasi secara genetik
Pohon-pohon kini diubah secara genetik untuk membuatnya tumbuh lebih cepat, menghasilkan kayu yang lebih baik dan bahkan bisa mendeteksi serangan biologis. Para proponen dari pohon-pohon yang direkayasa secara genetik mengatakan bahwa bioteknologi bisa membantu mengembalikan hutan yang gundul sekaligus memenuhi kebutuhan akan kayu dan produk-produk kertas. Sebagai contoh, pohon-pohon eucalyptusAustralia telah diubah agar bisa bertahan dalam temperatur yang membeku, dan pohon pinus loblolly telah dibuat agar lebih sedikit mengandung lignin, zat yang memberi ketegaran pada pohon. Pada tahun 2003, Pentagon bahkan telah memberi hadiah sebesar $500.000 bagi para peneliti dari negara bagian Colorado untuk mengembangkan pohon-pohon pinus yang bisa berubah warna ketika terkena serangan biologis atau serangan kimia.
Akan tetapi, para kritikus bersikukuh bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang efek dari pohon-pohon yang direkayasa tersebut terhadap lingkungan sekitarnya—pohon-pohon tersebut bisa menyebarkan gen mereka pada pohon-pohon alami atau meningkatkan resiko kebakaran hutan adalah sebagian dari kekurangannya. Namun, USDA pada bulan Juni lalu telah memberi persetujuan pada ArborGen, sebuah perusahaan bioteknologi, untuk memulai percobaan lapangan bagi 250.000 pohon di tujuh negara bagian AS di sebelah selatan.
6. Telur obat
Para ilmuwan Inggris telah menciptakan benih ayam betina yang direkayasa secara genetik agar bisa memproduksi obat-obat untuk melawan kanker di dalam telur-telur mereka. Hewan-hewan tersebut telah diberi gen manusia yang ditambahkan ke dalam DNA mereka sehingga protein manusia kemudian disekresikan ke dalam bagian putih dari telur mereka, bersama-sama dengan protein-protein obat yang kompleks yang serupa dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker kulit dan penyakit lainnya.
Apa sebenarnya yang terkandung dalam telur yang bisa melawan penyakit ini? Ayam betina tersebut memproduksi telur yang mengandung miR24, sebuah molekul yang mengandung kekuatan untuk memerangi penyakit melanoma yang ganas dan arthritis, dan interferon manusia b-1a, sebuah obat antivirus yang menyerupai pengobatan modern bagi sklerosis ganda (multiple sclerosis).
7. Tanaman penjerat super carbon
Manusia menyumbang sekitar sembilan gigaton karbon ke atmosfir setiap tahunnya, dan tanaman dan pohon menyerap sekitar lima gigaton dari sembilan gigaton tersebut. Sisanya yang empat ton berkontribusi terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global, namun para ilmuwan kini sedang bekerja untuk menciptakan tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang direkayasa secara genetik yang bisa diandalkan untuk menangkap sisa-sisa karbon ini.
HASIL REKAYASA GENETIKA PALING ANEH
Reviewed by Dirga12345
on
July 05, 2018
Rating:
No comments: